Minggu, 22 April 2012

KONFLIK PSSI

KONFLIK PSSI: Agum Gumelar Tolak Campur Tangan Dalam Konflik

Agum Gumelar (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)
SOLO — Mantan Ketua Komite Normalisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Agum Gumelar secara tegas menolak ikut campur tangan soal perseteruan dua kubu PSSI.
Mantan Ketua Komite Nasiona Indonesia (KONI) itu menilai orang-orang dalam PSSI yang diketuai Djohar Arifin Husin maupun PSSI versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) yang mengangkat La Nyalla Mattalitti sebagai ketuanya, sudah sama-sama dewasa. Untuk itu, dia enggan menjadi “wasit” di antara kedua belah pihak.
“Saya enggak mau ikut campur tangan lagi. Mereka kan sudah cukup dewasa ya,” jelas Agum saat dijumpai wartawan, usai membuka Rakernas Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) di Hotel Solo Paragon, Solo, Jumat (13/4/2012). Munculnya dua kubu kepengurusan, lanjut Agum, jelas akan samakin menyulitkan proses rekonsiliasi. Terlebih saat ini, rencana pembuatan dua Timnas sekaligus juga semakin santer mengemuka.
“Kalau dilihat-lihat akan sulit. Keduanya sama-sama keras. Yang satu merasa legal, satunya lagi merasa di-back-up. Mereka saling ngotot,” sambung Agum.
Meski menyadari kisruh PSSI kian akut, Agum tetap masih punya harapan tipis agar persoalan besar yang menghambat persepakbolaan Indonesia itu segera teatasi. Ketika ditanya apakah ke depan nanti PSSI bisa kembali berjalan baik, dengan nada bicara yang agak berat, Agum mengatakan,”Masih bisa.”

Untuk memecahkan persoalan itu, Agum pun meminta agar PSSI versi Djohar Arifin dan PSSI versi La Nyalla Mattalitti sama-sama menggunakan pemikiran jernih. Keduanya juga tidak boleh asal saling memaksakan kendaknya. “Setelah terpilih di KLB (Kongres Luar Biasa-red) di Solo, saya panggil Pak Djohar. Kami bicara berdua. Saya lalu memberi tiga poin, pertama tinggalkan nilai-nilai lama yang tidak benar dan bersifat arogan, tidak mau komunikasi, sampai adanya perjudian atau pengaturan skor, kedua kebijakan pengurus lama yang sudah bagus lanjutkan, jangan main bongkar saja, dan ketiga tidak boleh ada pengkotakkan,” sindir Agum.
Ditemui di acara yang sama, Wakil Ketua Umum PSSI, Farid Rahman mengaku kubunya sudah mengupayakan penuh untuk proses rekonsiliasi. Bahkan pihaknya mulai meminta izin klub-klub Indonesian Super League (ISL)–yang sebelumnya dianggap legal di kubunya karena lebih condong mengakui Indonesian Premier League (IPL)–untuk bisa menggunakan pemainnya dalam Timnas.
“Kalau mereka (klub-klub ISL-red) tidak memberikan izin (pemainnya untuk masuk Timnas versi Djohar Arifin-red) lantas yang tidak mau rekonsiliasi itu sebenarnya siapa?” tukas Farid Rahman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar