Minggu, 22 April 2012

Korban Kebrutalan Geng Motor Kesulitan Biaya Berobat

Korban Kebrutalan Geng Motor Kesulitan Biaya Berobat


Korban Kebrutalan Geng Motor Kesulitan Biaya Berobat
tribunnews
Nahrowi (17), warga Koja, Tanjungpriok, korban penusukan geng bermotor. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi kesehatan Nahrowi, korban penusukan geng bermotor berbadan tegap dan berambut cepak di dekat Pasar Warakas, Jakarta Utara, pekan lalu, mulai membaik. Remaja 17 tahun itu sudah terbebas dari selang-selang ventilator yang menunjang hidupnya pasca operasi hari Jumat (13/4/2012) lalu.  Lepas dari maut, kini keluarga menghadapi kecemasan, tidak dapat menanggung biaya berobat remaja belum punya pekerjaan tetap itu.
Keluarga bingung atas sakit Nahrowi yang bukan karena kelalaiannya sendiri, melainkan akibat tindak kriminalitas, yang seharusnya menjadi tanggung jawab aparatur negara.
Ongkos berobat Nahrowi cukup besar untuk ukuran keluarganya. Selain biaya rumah sakit, keluarga juga harus menyediakan dana ekstra untuk keperluan konsumsi dan juga pampers bagi Nahrowi yang belum bisa buang air secara normal.

"Biaya? Sejauh ini baru ada bantuan dari kawan-kawan atau tetangga yang iba. Ada yang kasihan lalu menyumbang, karena sehari-hari kami yang nungguin juga butuh makan-minum, dan butuh pampers untuk Nahrowi. Bantuan dari pemerintah belum ada," kata Slamet saat berbincang dengan Tribun Jakarta, Selasa (17/4/2012).
Menurut Slamet, kondisi ekonomi keluarga Nahrowi tidak memungkinkan mereka mampu menanggung beban berobat di RSUD Koja. Sejauh ini, pihak keluarga belum berani bertanya ke pihak rumah sakit menyangkut biaya pengobatan Nahrowi yang masih tergolek di ICU.
"Biaya pengobatan belum ada. Makanya bingung juga nih, kemungkinan pengobatan sudah lima jutaan (rupiah), tapi kami belum pikirkan itu. Yang penting sembuh dulu lah. Mudah-mudahan ada kemudahan dan bantuan dari pemda," kata Slamet penuh harap.
Ia berharap ada bantuan bagi remaja yang tertimpa sial dikeroyok gerombolan bermotor itu, karena keluarga Nahrowi adalah orang tak punya.
"Selama ini dia belum kerja sendiri, tetapi ikut nenek bantu-bantu di rumah. Belum ada pekerjaan yang menghasilkan uang. Ibunya tinggal di Tangerang, bapaknya di Bogor, mereka cerai. Keluarga berantakan, kasihan, dia tidak ada memperhatikan. Dia lebih banyak tinggal di rumah neneknya," ujar Slamet.
Nahrowi merupakan satu dari sekian korban penganiayaan geng bermotor, dinihari, Jumat (13/4/2012) lalu.
Dia mengalami dua kali penusukan senjata tajam, di bagian perut sebelah kiri dan sebelah kanan. Lukanya cukup dalam, sekitar 15 sentimeter, menembus usus, saluran pencernaan. Bekas tusukan senjata tajam ini membuat Nahrowi harus menjalani operasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar